Puisi
merupakan karya sastra yang sangat hemat dalam penggunaan kata-kata.
Kekuatannya terletak pada kata-kata yang dipilih, dengan prinsip sedikit kata
tapi banyak makna. Dengan kata lain, bisa disimpulkan bahwa puisi merupakan
karangan yang terikat oleh pemilihan diksi, rima dan suku kata dengan bentuk
yang berangkap yang memiliki banyak sekali majas dalam setiap bait.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.
Figura
bahasa (figurative language) seperti gaya personafikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, menarik dan member
kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata
yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih
menggugah hati.
1.
Puisi dan
keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
2.
Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan". Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tethatas. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan". Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tethatas. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem
sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial
yang bisa berupa :
- perjuangan untuk kekuasaan
- perjuangan untuk kekuasaan
- penderitaan atas ketidak adilan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi :
Sahabat
Bersama dalam
suka
Bersama dalam
tawa
Bersama dalam
hening
Bersama dalam
duka
Kata cacian
terlontar
Peluk hati
dalam cacian
Menyeru dengan
lambaian
Memeluk dengan
prasangka
Mengajak
dalam iman
Mendorong dengan
semangat
Mencari bersama-sama
Untuk masa
yang indah
Sahabat – Septian
adhi wicaksono
Jakarta